Sabtu, 15 September 2012

Apalah arti cinta ?

diawal pertemuan itu...
aku tersanjung oleh kamu, aku mulai suka kamu, cari tahu kamu, dan smakin lama aku mulai jatuh cinta pada kamu dan semakin lama aku sangat mencintai bahkan menyayangi kamu .
dan hingga akhir nya kita bersamasama menjalin hubungan ini..
satu, dua, tiga, bulan hingga akhir ny menjelang hampir dua tahun . tapi, tanpa di duga sebelum ny . aku meninggalkn mu . tahu kenapa? aku ingin mewujudkn apa yang kau inginkn . sadarkah kamu? ini kemauan mu dan permintaan mu .
laliu....
tanpa aku sadari, tanpa aku ketahui .
kamu lupakan janji janji kamu . kamu lupakan kenangan kita . kamu tinggalkan aku bersama bayang mu . kamu abaikan aku..
dan satu yang membuat hatiku begitu miris..
KAMU TINGGALKAN AKU, LALU KAMU MENCINTAI DIA .
sadarkan kamu apa yang ku rasakan ?
sakit, pedih, kecewa, miris, pilu, terluka, ga bisa terima . semua sesal ada dalam hati ini..

lalu, aku mencoba untuk mengerti dan pahami tentang kamu ,
mungkin saat itu kamu merasa kesepian aku tinggal . mungkin kamu merasa jenuh dengan aku . mungkin kamu juga mersa sangat rindu denganku sehingga rasa rindu dan sayangmu kau berikan kepada orang lain..

tapi cinta..
kamu tahu?
aku tak pernah mersa kesepian karna, aku merasa kamu selalu disamping aku meski jarak memisahkan,
aku tak pernah merasa jenuh karna, aku selalu mengingat senyum tulusmu..
aku tak pernah berani memberikan rasa rindu dan sayangku kepada orang lain . karna, yang ku tahu kamu pernah memberika rasa sayangmu kepadaku tulus dan apa ada nya..

tapi cinta..
setelah sekian lama aku menunggu kamu .
disini, sepi, sendiri, tanpa apapun yang mampu membuatku mampu bertahan kecuali candamu, senyummu, tawamu, dan tangisan kamu yang memintaku untuk tetap bersamamu .

lalu,
ternyata keajaiban itu datang..
kamu mendekatiku lagi . perlahan tapi pasti .
meski sakit hati masih tersisa, meski rasa kecewa masih ada, meski sedih masih bersama ku
tapi, perlahan semua rasa itu sirna dalam jiwa ini . karna..
kamu hadir kembali, kamu muncul setelah sekian lama menjauh .

dan..
saat itu yang kunantikan .
kamu mengharapkan aku lagi, menginginkan aku lagi, serta membutuhkan aku lagi..
sunggu, bahagia aku :)

namun..
takkku sangaka . diatas ucapan mu..
kamu masih mencintai seseorang, kamu masih bersama wanita lain..

entah
apa yang ku rasakan saat itu?
semua rasa menjadi satu . sungguh rasa sakit yang sangat luar biasa . sampai sampai aku mampu menangis tanpa mengeluarkan air mata..
menyakitkan .

menunggu lagi? ya, aku harus menunggu lagi .
meskipun aku tahu kamu menjanjikan satu hal kepadaku . tapi, aku tak bisa berharap banyak pada janji semu kamu itu .
bagiku, aku hanya berharap tak lupa akan janji mu itu..
sekalipun aku harus sering kali meliahatmu dengan yang lain . tapi, hatiku ikhlas, dan masih sanggup untuk bersabar . hinnga nanti aku takkan punya hati lagi untuk siapapun yang hanya bisa menaruh dusta pada diriku .

cinta,
terimakasih untuk mu yang sudah mampu mencintaiku .
meski hanya mencintaiku dengan kekosongan hatimu..................

by : one of sman 8 tangerang student

Jumat, 14 September 2012



Manusia adalah sebagai makhluk sosial ( Homo Sosius ), yang dibekali Tuhan dengan akal, di mana akal akan menjadikan manusia mengetahui segala sesuatu. Sesuatu yang sepele terkadang terlupakan begitu saja dalam kehidupan. Manusia sering terfokus kepada persoalan besar, namun sering kali terlena pada permasalahan yang sepele.Padahal bila ditinjau secara filosofis, akan menjadi fondasi untuk membangun kesadaran intelektual. Maka dari itu manusia seharusnya memahami hakekat diri dan lingkungan dalam proses perubahan. Proses penyadaran di sini menjadi amat penting di dalam kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan proses yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di belahan dunia manapun. Namun pendidikan yang diharapkan sebagai bagian dari proses kehidupan yang dapat mengentaskan manusia dari penindasan dan kesengsaraan ternyata menjadi bagian yang menindas manusia itu sendiri.
Oleh karena itu bagaimana sekarang memposisikan proses pembelajaran sebagai hal yang suci dan sesuai dengan harapan masyarakat, yaitu sebuah proses pembelajaran yang tidak menindas dan tidak ada yang tertindas. Ketika seseorang merasakan hak-haknya dirampas, maka seharusnya ia menuntut.
Pada dasarnya tidak ada yang dapat mengubah nasib kita kecuali diri kita sendiri. Oleh karena itu, setiap manusia harus berusaha keluar dari segala bentuk penindasan dan berusaha memerangi setiap bentuk penindasan. Selama ini kita melihat penindasan justru lahir dari dunia pendidikan yang selama ini kita banggakan.
Sekolah selama ini dijadikan sebuah pabrik, di mana lulusan-lulusannya siap menjadi tenaga kerja siap pakai. Maka sebagian fungsi sekolah yang ada di Indonesia tidak lebih hanya sebagai cara untuk mencari bekal untuk kerja. Tidak mengherankan ketika siswa tidak menjadi semakin cerdas, tapi menjadi semakin beringas dan brutal.
Tawuran pelajar terjadi dimana-mana dan banyak sekali penyalahgunaan NARKOBA yang dilakukan oleh pelajar. Hal itu merupakan bukti ketidakberhasilan sekolah untuk membentuk siswa menjadi manusia pembelajar. Pembelajar adalah individu-individu yang dapat memilah dan memilih mana yang baik dan yang buruk.
Beberapa contoh di atas merupakan pertanda bahwa pendidikan hanya dijadikan ajang penindasan bagi siswa. Erat kaitannya dengan hal tersebut, Freire yang adalah seorang tokoh pendidikan menggagas adanya concientizacao ( kesadaran untuk melakukan ). Concientizacao adalah kesadaran untuk melakukan pembelaan kemanusiaan. Dapat memberantas buta huruf di kalangan orang dewasa misalnya, dimaknai sebagai usaha membebaskan manusia dari belenggu kebodohan.
Freire mengklarifikasikan kesadaran dalam tiga hal. Pertama, kesadaran magis ( magical conciousness ) yaitu kesadaran yang tidak mampu melihat kaitan antara satu faktor dengan yang lainnya, dalam hal ini melihat faktor di luar manusia. Kedua, kesadaran naf ( Naival consciousness ) yaitu manusia menjadi akar penyebab masalah masyarakat. Ketiga, kesadaran kritis ( critical conciousness ) yaitu sistem dan struktur sebagai sumber masalah. Kritis penyadaran struktur dan sistem politik, sosial, ekonomi, budaya pada masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa kritisme sangatlah penting di dalam pelembagaan penyadaran masyarakat.
Sebuah kenyataan tidak harus menjadi suatu keharusan. Jika kenyataan menyimpang dari keharusan, maka tugas manusia untuk merubahnya, agar sesuai dengan apa yang seharusnya. Kenyataan tersebut sering disebut dengan fitrah. Fitrah manusia sejati adalah pelaku ( subyek ), bukan obyek atau penderita. Fitrah manusia adalah menjadi merdeka dan menjadi bebas. Kesemuanya itu sering disebut dengan tujuan humanisasi Freire.
Freire juga menyebutkan pendidikan seharusnya berorientasi kepada pengenalan realitas dari manusia dan dirinya. Hal itu berarti bahwa pendidikan bukan hanya sebagai ajang transfer of knowledge akan tetapi bagaimana ilmu pengetahuan dijadikan sarana untuk mendidik manusia agar mampu membaca realitas sosial. Hal ini juga didukung oleh Lodge yang menyatakan life is education, education is life.
*) Penulis adalah Benny Setiawan, mahasiswa fakultas Syari'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.


Pengirim : www.sekolahindonesia.com

di kutip dari : www.sman8tangerang.sch.id